Isnin, 30 Julai 2012

Bab Do`a.


Surah Al A'raaf

Ayat 55

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً انَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ



Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas.


Sebahagian Ahli tafsir berkata , " Maksudnya adalah orang-orang melampaui batas dengan mengeraskan suara mereka sewaktu berdo`a,"

Putus Asa


Surah Al Hijr
 
Ayat 56

قَال وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رحْمَةِ ربِّهِ الا الضَّالونَ



Nabi Ibrahim berkata: Dan tiadalah sesiapa yang berputus asa dari rahmat Tuhannya melainkan orang yang sesat.

Sabtu, 28 Julai 2012

Jangan Menyembunyikan Isi Kitab


Surah Ali 'Imran
 
Ayat 187

وَاِذْ اخَذَ اللَّهُ مِيثَقَ الَّذِينَ اوتُوا الْكِتَبَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ فَنَبَذُوهُ وَرَاءَ ظُهُورِهِمْ وَاشْتَرَوْا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَبِئْسَ مَا يَشْتَرُونَ



Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian setia dari orang yang telah diberi Kitab (iaitu): Hendaklah kamu menerangkan isi Kitab itu kepada manusia dan jangan kamu menyembunyikannya. Lalu mereka membuang (perjanjian) itu ke belakang mereka, serta mereka menukarnya dengan mengambil faedah dunia yang sedikit. Maka amatlah buruknya apa yang mereka dapati dari penukaran itu.

Jumaat, 27 Julai 2012

Lagho ( Perkataan Sia-sia )

Surah Al Qasas
Ayat 55

وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ


Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil berkata: Bagi kami amal kami dan bagimu amal kamu; selamat tinggallah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang jahil.

Khamis, 26 Julai 2012

Segala Amalan Untuk Diri Sendiri

Surah Fussilat
Ayat 46

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاء فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ


Sesiapa yang mengerjakan amal salih maka faedahnya akan terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang berbuat kejahatan maka bahayanya akan menimpa dirinya sendiri; dan Tuhanmu tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hamba-hamba-Nya.

Zikir itu Manfaat

Surah 'Abasa
 
Ayat 4

أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ الذِّكْرَى


Ataupun ia mahu mendapat peringatan, supaya peringatan itu memberi manfaat kepadanya.

Rabu, 25 Julai 2012

Iman dan Taqwa

Surah Al A'raaf
 
Ayat 96

وَلَوْ انَّ اهْلَ الْقُرَى ءامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَتٍ مِنْ السَّمَاءِ وَالْارْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَاخَذْنَهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Translation
Dan Sekiranya penduduk negeri itu, beriman serta bertakwa, tentulah Kami bukakan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan (Rasul Kami) lalu Kami timpakan mereka dengan azab seksa disebabkan apa yang mereka telah usahakan.

Wudhu'

Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam…
“Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu’.” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246)

Selasa, 24 Julai 2012


Derajat Hadits Mengaminkan Khatib Di Waktu Berdoa Pada Hari Jumat

Penulis : Al Ustadz Abdul Hakim bin Aimir AbdatHafizahullah
Sudah sering saya ditanya di beberapa majelis tentang jama’ah majelis yang mengaminkan khatib di waktu berdo’a, apakah ada dalilnya atau tidak?
Dan selalu saya jawab: Sampai sekarang saya belum temukan dalil yang khusus tentang mengaminkan do’a khatib. Alamdulillah, beberapa waktu yang lalu saya temukan hadits yang dijadikan dalil untuk mengaminkan do’a khatib. Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Baihaqi di kitabnya Sunnan Kubrajilid 3 halaman 210:
251. Dari Zuhri, ia berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berkhotbah pada hari jum’at , beliau berdo’a dan berisyarat dengan jarinya sedangkan para sahabatmengaminka(nya).
Saya berkata: sanad hadits ini dha’if, karna Zuhri bukan sahabat. Dengan demikian sanad hadits terputus. Dan hadits yang demikian tidak boleh dijadikan dalil, kecuali kalau ada sanad yang lain yang bersambung dan sudah sah.
Imam Baihaqi berkata, “Diriwayatkan juga dari jalan: Qurrata bin Abdurraman dari Zuhri dari Abi Salamah dari Abu Hurairah  dangan mausul (bersambung sanadnya), akan tetapi tidak shahih,” Demikian keterangan Imam Baihaqi.
Saya berkata: Qurrata bin Abdurraman bin Haywail, seorang rawi yang dha’if/ lemah. Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Munkarul Hadits Jiddan.” Kata Imam Ibnu Ma’in, “Dha’iful Hadits.” Kata Imam Nasai dan Abu Hatim, “Laisa biqawwiyun (bukan kuat riwayatnya).” Dengan demikian hadits diatas masih tidak dapat dijadikan dalil. (Periksa: Tahdzibut Tahdzib jilid 8 halaman 372, 373, dan 374. Mizanul I’tidal jilid 3 halaman 388)
Sumber: [Al Masaa-il jilid 2 halaman 106 dan 107,Penerbit Darus Sunnah Press Cetakan Keempat, 1427 H/2007 M]
Sumber : www.aboeibrohim.wordpress.com

Isnin, 23 Julai 2012


Puasa



Tuntutan Puasa Ala Rasulullah. Sebagai umat Islam, kita semua tentu bercita-cita bisa beribadah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Shalat seperti yang dicontohkan Rasul, makan, minum, tersenyum, dan amal ibadah lainnya seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.
Tak mudah mengikuti seperti apa yang diberikan dan disampaikan oleh Rasul SAW. Sebab, beliau adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia. Beliau adalah pemimpin yang tak ada bandingannya di dunia ini. Banyak orang mengakui keagungan dan kehebatan Rasulullah.
Beliau adalah contoh bagi orang kaya dalam kedermawanannya, beliau adalah contoh bagi orang miskin dalam kesederhanaan dan kezuhudannya, dan Rasulullah SAW adalah teladan bagi pemimpin dalam ketegasan dan kebijaksanaannya.
Dalam Alquran, Allah memuji Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang baik bagi umat. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21). Hal ini menunjukkan bahwa akhlak dan pribadinya sangat baik dan mulia.
Bahkan, dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA dinyatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW itu senantiasa merujuk pada Alquran. Karena itu, sudah selayaknya umat Islam mencontoh dan meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam segala hal, termasuk puasa. Berikut beberapa cara yang biasa dilakukan Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah puasa dan menghidupkan Ramadhan.
Berniat puasa sejak malam
Diriwayatkan dari Hafsah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa Ramadhan sejak malam, maka tak ada puasa baginya.” (HR Abu Dawud).
Mengawali dengan sahur
Setiap akan berpuasa, Rasul SAW selalu makan sahur dengan mengakhirkannya, yakni menjelang datangnya waktu imsak.
Menyegerakan berbuka dan shalat
Dan ketika berbuka itu, Rasul SAW hanya memakan tiga biji kurma dan segelas air putih, lalu segera berwudhu untuk mengerjakan shalat Maghrib secara berjamaah.
Dari Abu ‘Athiyah RA, dia berkata, “Saya bersama Masruq datang kepada Aisyah RA. Kemudian Masruq berkata kepadanya, “Ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan shalat Maghrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lagi, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.” Aisyah bertanya, “Siapakah yang segera mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka?” Masruq menjawab, “Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata, “Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.” (HR Muslim No 1242).
Memberbanyak ibadah
Selama bulan Ramadhan, Rasul SAW senantiasa memperbanyak amalan, seperti shalat malam, tadarus Alquran, zikir, tasbih, dan sedekah.
Iktikaf
Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasul SAW meningkatkan aktivitas ibadahnya, terutama dengan iktikaf.
Sumber : duniabaca.com

Ahad, 22 Julai 2012

Puasa Hari Syak

 Dalam hal ini jumhur ulama memang berpendapat haramnya berpuasa pada hari tersebut, berdasarkan riwayat dari Ammar Ibnu Yasir Radliyallaahu ‘anhu, ia  berkata:“Barangsiapa shaum pada hari yang meragukan, maka ia telah durhaka kepada Abul Qasim (Muhammad) Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam (HR Bukhori secara muallaq, dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah). Pendapat ini juga ditunjang dalil lain yang sudah terkenal, dimana kita diminta untuk menggenapkan sya'ban 30 hari ketika hilal tertutup mendung.


Sumber: Hatta Shamsudin

Sabtu, 21 Julai 2012

Agama Islam


Surah At Taubah
 
Ayat 33

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ




Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (Muhammad) dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk dimenangkan atas segala agama yang lain, walaupun orang musyrik tidak menyukainya.

Dosa


Surah Al An'aam

 
Ayat 6

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنشَأْنَا


Tidakkah mereka memerhatikan berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (umat itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi (dengan kekuasaan dan kemewahan) yang tidak Kami berikan kepada kamu, dan Kami turunkan hujan atas mereka dengan lebatnya, dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka dengan sebab dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka, umat yang lain.

Jumaat, 20 Julai 2012

Dzikir


Dzikir Berjama’ah, Bolehkah…?
Dzikir berjama’ah yaitu berdzikir dengan berkumpul bersama-sama, dengan satu suara secara seremtak atau dipimpin oleh salah satu jama’ah kemudian jama’ah yang lain menimpalinya. Fenomena dzikir seperti ini sering kita jumpai di masjid-masjid setelah sholat berjama’ah atau sering ditayangkan di televisi yang disebut “majelis dzikir”. Dzikir model ini adalah perbuat-an bid’ah karena tidak ada contohnya dari Rasulullah  dan merupakan amalan yang tidak pernah ada pada masa beliau, sahabat, dan juga masa ta-bi’in. Namun, dzikir berjama’ah ini telah diklaim oleh sebagian kaum muslimin sebagai amalan sunnah, dengan membawa berbagai dalil yang bersumber dari al-Qur‘an dan sunnah serta fatwa-fatwa ulama yang dipahami oleh mereka secara tidak benar dan salah dalam memahami dalil-dalil tersebut.
Syaikh Bakar bin Abdillah Abu Zaid v berkata: “Sesungguhnya dzikir berjama’ah dengan satu suara baik dengan suara lirih atau keras, mengulang-ngulang dzikir yang ada dalilnya. Atau sebaliknya, menjadikan salah satu di antara mereka sebagai pemimpin untuk diikuti, mengangkat tangan atau tidak mengangkat tangan, semua ini adalah sifat-sifat yang membutuh-kan dalil baik dari al-Qur‘an maupun sunnah. Karena semua ini termasuk dalam ibadah, sedangkan ibadah itu dibangun di atas tauqifi (menerima apa adanya) dan ittiba’ (mengikuti), bukan membuat hal baru atau mengada-ada. Oleh sebab itu, jika kita meninjau dalil-dalil dari al-Qur‘an maupun sunnah maka tidak akan dijumpai dalil yang menunjukkan dzikir model be-gini.” (Tash-hih ad-Du’a: 134)
Wallohu A’lam.
 Mukhlis Abu Dzar alBatawi b

Syirik Besar


1. Syirik dalam berdo'a
Yaitu meminta kepada selain Allah, di samping meminta kepadaNya.
Allah berfirman dalam kitab-Nya:
Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo'a hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya Namun tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka kembali
mempersekutukan Allah. (al-Ankabut: 65)

Sumber : alqiyamah blog

Bakhil


Surah Ali 'Imran

Ayat 180


وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا ءاتَهُمْ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَمَةِ وَلِلَّهِ مِيرَثُ السَّمَوَتِ وَالْارْضِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Dan jangan sekali-kali orang yang bakhil dengan harta benda yang telah dikurniakan Allah kepada mereka dari kemurahan-Nya menyangka bahawa kebakhilan itu baik bagi mereka. Bahkan ia adalah buruk bagi mereka. Mereka akan dikalungkan dengan apa yang mereka bakhilkan itu pada hari Kiamat kelak. Dan bagi Allah jualah hak milik segala warisan langit dan bumi. Dan Allah Maha Mengetahui akan segala apa yang kamu kerjakan.



Khamis, 19 Julai 2012

Membenci Al Qur`an


Ayat 9

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ




Demikian itu kerana sesungguhnya mereka tidak menyukai apa yang diturunkan oleh Allah, lalu Allah menggugurkan amal-amal mereka.


Surah : Muhammad ( 47 )

Selasa, 17 Julai 2012

PUASA 1.Kalau makan selepas waktu imsak , sah ke puasa? Waktu imsak ialah masa untuk berjaga-jaga. Zaman nabi sallallahu alaihi wasallam tak de waktu imsak. Cuma ulama' menyatakan bahawa 10 minit sebelum waktu subuh itu merupakan waktu imsak dan sunat berhenti makan minum dan melakukan perkara2 yang boleh membatalkan puasa kerana dibimbangi terlajak masuk waktu subuh. Puasa yang sebenarnya bermula secara rasmi apabila masuk waktu subuh.

Isnin, 16 Julai 2012

Ucapan Selamat

Dr. Thal’at Zalhan (beliau adalah seorang Da’i Salafiyah di Mesir) berkata: Ungkapan ini (Shabahal Khair, Shahaban Nuur* / selamat pagi) merupakan bentuk ucapan selamat orang-orang jahiliyah, orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang majusi di India yang menyakini bahwa cahaya dan kegelapan memiliki kekuatan kebaikan dan kekuatan kejahatan. Perlu kita ketahui bahwa ucapan selamat yang dikenal dan dianjurkan oleh Islam adalah ucapan Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh, kapan dan dimana pun kita berada. dari alQiyamah -Moslem Webblog

Ahad, 15 Julai 2012

Solat Sabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : “Barang siapa yang solatnya itu tidak dapat menahannya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sesungguhnya solatnya itu hanya menambahkan kemurkaan Allah S.W.T dan jauh dari Allah.” Hassan r.a berkata : “Kalau solat kamu itu tidak dapat menahan kamu dari melakukan perbuatan mungkar dan keji, maka sesungguhnya kamu dianggap orang yang tidak mengerjakan solat. Dan pada hari kiamat nanti solatmu itu akan dilemparkan semula ke arah mukamu seperti satu bungkusan kain tebal yang buruk.” dari blog Jalan Akhirat
Puasa Ramadhan Menahan lidah dari mengumpat dan mengadu domba [gosip] yang bukan saja haram dalam Ramadhan bahkan di bulan-bulan yang lain. Sabda Nabi Muhammad, “Bukanlah puasa itu sekadar menahan diri daripada makan dan minum akan tetapi menahan diri daripada perkataan sia-sia yang kotor” [Riwayat al-Hakim disahihkan al-Albani dalam Sahih al-jami’ as-saghir: 5376] M
Janganlah Bersedekah Agar Didoakan Orang JUN 17 Posted by admin Sedekah akan mengangkat kedudukan seseorang apabila dilakukan ikhlas karena Allah; tanpa mengharap doa, ucapan terima kasih, popularitas, atau nilai-nilai duniawi lainnya. Kalau Anda bersedekah kepada fakir miskin, maka janganlah sedekah itu Anda lakukan agar ia. mendoakanmu; akan tetapi berinfaklah untuknya demi meraih ridha Allah, agar Dia menggolongkanmu ke dalam firman-Nya berikut: “Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba­-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 207). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam menjelaskan firman Allah berikut: “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al-Insan: 8-9). Beliau mengatakan: “Barangsiapa menuntut doa atau pujian dari fakir miskin, maka ia telah keluar dari maksud ayat di atas; karena dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seseorang berbuat baik kepadamu maka balaslah kebaikannya; namun jika kamu tidak mampu memberi balasan serupa, maka doakan­lah ia sampai kamu merasa telah membalas kebaikannya”. Tersebab itulah konon ummul mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha kalau me­ngutus seseorang untuk menyerahkan hadiah bagi suatu kaum, beliau berpesan pada utusan tadi: “Simaklah apa yang mereka doakan untuk kita. Kemudian balaslah doa mereka dengan doa serupa, agar pahala kita tetap terjaga di sisi Allah”. Sebagian. salaf mengatakan: “Jika orang miskin yang kau santuni mengucapkan: “Baarakallaahu ‘alaik” (semoga Allah memberkahimu), maka ucapkan pula: “Baarakallaahu ‘alaik” (semoga Allah memberkahimu juga)”. Maksudnya, kalau ia membalas kebaikanmu dengan doa, maka doakan ia dengan doa serupa; agar tidak ada sedikit pun dari kebaikannya yang kembali kepadamu. [1] Beliau juga mengatakan: “Barangsiapa mengharap balasan dari manusia, apakah itu pujian, doa, atau lainnya; berarti ia belum berbuat baik untuk mereka karena Allah”.[2] Demikianlah Syaikhul Islam menjelaskan bahwa sedekah yang diberikan karena mengha­rapkan doa tidak akan memasukkan pelakunya ke dalam firman Allah: “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah…” [QS.al-Insan:9] Oleh karena itu, seorang muslim hendaknya bersedekah murni karena Allah. Adapun dampak positif yang ditimbulkan seperti tertanggulanginya kesulitan dan hilangnya kesedihan; maka itu merupakan buah dari sedekah yang berangkat dari keikhlasan. Wallahu A’lam Foot Note: [1] Majmu’Fatawa Ibnu Taimiyyah XI/111. [2] Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 1/55. Sumber: Buku “Langkah Pasti Menuju Bahagia”, Dr.Abdul Muhsin bin Muhammad al-Qasim, Penerbit at-Tibyan.

Selasa, 10 Julai 2012

Syirik

Meminta Bantuan Kepada Arwah Rasul, Wali Atau Tokoh. Meminta bantuan kepada arwah Rasul, wali atau tokoh-tokoh, ini bukan hanya menjadi kebiasaan dan keyakinan yang membudaya, tetapi bahkan dihidup-hidupkan sebagai kesenian budaya. Sehingga kegiatan itu betul-betul menyatu dan mendarah daging dalam jiwa dan keyakinan sebagian besar masyarakat. Dapat disaksikan dibanyak tempat adanya upacara-upacara serta kesenian-kesenian ritual yang berisi kegiatan syaithani ini. Bahkan dalam nyanyian-nyanyian dan senandungnya sering terdengar ungkapanungkapan seperti: "Al-madad, al-madad ya Rasul". Artinya: "Bantuan, bantuan wahai Rasul." Maksudnya meminta bantuan kepada Rasul yang telah wafat. Tentu ini adalah syirik akbar. Dan peringatan-peringatan maulid Nabi merupakan media yang subur untuk kegiatankegiatan semacam ini. Pujian-pujian kepada nabi yang disenandungkan sarat dengan isi kemusyrikan, misalnya: Wahai lmam para Rasul, wahai sandaranku Engkau adalah pintu Allah dan gantunganku Begitu pula bait-bait sesudahnya yang berisi pujian berlebihan hingga mendudukan Rasulullah seperti Tuhan. Subhanallah `amma Yusyrikun. Kadang ada pula masyarakat yang datang ke kuburan tokoh, lalu katanya dapat berdialog dengan arwah tekoh tersebut untuk meminta bantuan. Padahal yang bersuara adalah jin (setan) dengan memyerupai suara tokoh dimaksud agar manusia terperosok dalam kekafiran. Petikan dari Majalah :As-Sunnah 09/IV/1421H
SOLO THE SPIRIT OF ISLAM upgrade Iman Posted: 09 Jul 2012 05:06 AM PDT Iman memang naik turun, tapi ada cara praktis untuk meningkatkan keimanan. sebelumnya saya bahas tentang iman. Iman adalah percaya kepada Allah, tidak hanya sekedar percaya kepada Allah saja namun percaya akan kekuatan Allah, percaya kehebatan Allah dan percaya semua sifat dan perbuatan Allah. Untuk bisa meningkatkan keimanan tentang semua itu maka kita harus tunduk dengan apa apa yang menjadi zat, sifat dan afalnya. Kenapa tunduk, karena dengan tunduk dapat memaksa kita untuk paham dengan apa apa yang menjadi kekuatan Allah. Merendah memang cara praktis untuk meningkatkan Iman. bagaimana iman kita tinggi kalau kita tidak tunduk dengan Allah. baik praktis nya bagaimana ?, tidak lain adalah dengan rukuk lama. dengan rukuk lama kemudian hati pikiran dan jiwa kita tundukkan kepada allah maka iman kita akan meningkat. Semakin kita rukuk dengan ketundukan yang dalam maka keimanan kita akan semakin tinggi dan semakin kuat. anda yang belum mencoba pasti sedikit meragukan dengan cara saya ini. itu mungkin karena anda belum merasakannya. Sekarang cobalah dengan tunduk kepada allah dengan segala sifat dan perbuatannya , maka dengan waktu yang tidak lama anda akan merasakan betapa Allah sungguh sangat hebat. Kehebatan rasa kepada Allah inilah salah satu bentuk meningkatnya keimanan kita. mungkin juga anda masih berpandapat bahwa semakin banyak amal, iman akan semakin meningkat, ya bisa saja, tapi kalau amal tidak disertai dengan ketundukan kepada Allah bisa dipastikan amalnya tidak akan meningkatkan keimanan malah akan menimbulkan kesombongan baru yaitu kesombongan karena banyak amal. Semakin sombong kita keimanan kita semakin rendah. karena sombong bentuk dari ketidak imanan kita kepada Allah.

Ahad, 8 Julai 2012

Khuruj Bersama Jemaah Tabligh.

Syaikh Shalih al Fauzan mengatakan, “Intinya, Jamaah Tabligh yang telah menyita perhatian banyak orang di zaman ini adalah kelompok yang sesat dalam akidah, jalan beragama dan awal tumbuhnya sebagaimana penjelasan orang-orang yang benar-benar mengetahui mereka. Penjelasan para pakar dalam hal ini banyak sekali. Hal ini menyebabkan tidak ada lagi tersisa ruang untuk meragukan kesesatan kelompok ini. Haram hukumnya berperan serta dan membantu acara-acara mereka serta khuruj bersama mereka. Seluruh kaum muslimin memiliki kewajiban untuk mewaspadai mereka dan mengingatkan orang lain agar tidak mengikuti mereka” (Kata pengantar Syaikh Shalih al Fauzan untuk buku Kasyfu al Sattar karya Muhammad bin Nashir al ‘Uraini hal 5). Dari penjelasan Syaikh Shalih al Fauzan ini kita bisa membuat kesimpulan bahwa hukum khuruj bersama Jamaah Tabligh menurut beliau haram secara mutlak. Kita simpulkan demikian, karena beliau tidak memberi pengecualian. Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa hukum khuruj bersama Jamaah Tabligh itu diperselisihkan, ada yang melarang secara mutlak semisal Syaikh Shalih al Fauzan atau memberi pengecualian dalam kondisi tertentu sbagaimana penjelasan Ibnu Baz. Oleh karena itu dalam masalah ini dan yang semisal hendaknya kita tidak memakai ‘kaca mata kuda’ sehingga menilai masalah yang diperselisihkan di antara para ulama ahli sunnah sebagaimana masalah yang menjadi konsesus semua ulama ahli sunnah.

Tanda Hitam Di Dahi

Hitam di Dahi Perlu Diwaspadai Posted in: Nasehat Tanya: “Bagaimana cara menyamarkan/menghilangkan noda hitam di kening/di jidat karena sewaktu sujud dalam shalat terlalu menghujam sehingga ada bekas warna hitam?” 0281764xxxx Jawab: مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ Yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29). Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan. Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik. Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyukan. Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546). عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟ Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698) عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ. Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699). عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ. Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700). عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا. Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701). عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ. Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah? Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702). Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr). Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, “Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khawarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku hadits yang kau dengar dari Rasulullah tentang Khawarij!”. Beliau berkata, “Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya. Dia lantas berkata, “Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil”. Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, “Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku”. Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda, يَخْرُجُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ رِجَالٌ كَانَ هَذَا مِنْهُمْ هَدْيُهُمْ هَكَذَا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لاَ يَرْجِعُونَ فِيهِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ “Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur’an namun alQur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudia mereka tidak akan kembali kepada agama. Ciri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalul muncul” (HR Ahmad no 19798, dinilai shahih li gharihi oleh Syeikh Syu’aib al Arnauth). Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi.