Khamis, 30 Ogos 2012

Bab : Nafkah


Surah Al Baqarah

Ayat 215

يَسءلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَ قُلْ مَا انفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَلِدَيْنِ وَالْاقْرَبِينَ وَالْيَتَمَى وَالْمَسَكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَاِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Mereka bertanya kepadamu wahai Muhammad: Apakah yang akan mereka belanjakan? Katakanlah: Apa jua harta benda yang kamu belanjakan maka berikanlah kepada kedua ibubapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang miskin dan orang yang terlantar dalam perjalanan. Dan (ingatlah), apa jua yang kamu buat dari jenis-jenis kebaikan, maka sesungguhnya Allah sentiasa mengetahui-Nya.

Rabu, 29 Ogos 2012

Bab : Syafa'at.


  Membaca Al-Qur’an dan mengamalkannya.
حَدَّثَنِي الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبَةَ وَهُوَ الرَّبِيعُ بْنُ نَافِعٍ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ يَعْنِي ابْنَ سَلَّامٍ، عَنْ زَيْدٍ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ، يَقُولُ: حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ.....
Telah menceritakan kepadaku Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Hulwaaniy : Telah menceritakan kepada kami Abu Taubah Ar-Rabii’ bin Naafi’ : Telah menceritakan kepada kami Mu’aawiyyah  bin Sallaam, dari Zaid, bahwasannya ia mendengar Abu Sallaam berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu Umaamah Al-Baahiliy, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat kelak sebagai syafa’at bagi pembacanya....” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 804].


حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّبَرِيُّ، عَنْ عَبْدِ الرَّزَّاقِ، عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، وَغَيْرِهِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ يَزِيدَ، قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: " الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَا حَلَّ مُصَدَّقٌ، فَمَنْ جَعَلَهُ إِمَامَهُ قَادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ "
Telah menceritakan kepada kami Ishaaq bin Ibraahiim Ad-Dabariy, dari ‘Abdurrazzaaq, dari Ats-Tsauriy, dari Abu Ishaaq dan yang lainnya, dari ‘Abdurrahmaan bin Yaziid (bin Qais An-Nakha’iy), ia berkata : Telah berkata ‘Abdullah (bin Mas’uud) : “Al-Qur’an adalah pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya dan pembela yang dibenarkan. Barangsiapa yang menjadikannya sebagai imam (tuntunan) maka ia akan menuntunnya ke surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakangnya (diabaikan) maka ia akan menggiringnya ke neraka” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir no. 8655; shahih dengan penguatnya].

Bab : Khuthbah Jumaat.


‘Ammaar bin Yaasir radliyallaahu ‘anhu berkata :
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  بِإِقْصَارِ الْخُطَبِ
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk meringkas/memendekkan khuthbah” [Diriwayatakan oleh Abu Daawud no. 1106, Al-Bazzaar dalam Al-Bahr no. 1430, Abu Ya’laa no. 1618, Al-Haakim dalam Al-Mustadrak 1/289, Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa 3/208 no. 5766, dan yang lainnya. Al-Haakim berkata : “Hadits ini shahih sanadnya, namun tidak diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy dan Muslim”. Dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud, 1/303].

Sumber : Abul Jauzaa Blog.

Bab : Nikmat Allah


Surah An Nahl
 
Ayat 18

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ




Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tiadalah kamu dapat menghitungnya; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

Jumaat, 24 Ogos 2012

Bab : Menaruh Harapan

Barangsiapa yang berharap kepada manusia suatu saat pasti ia akan kecewa. Sungguh seringkali kita menggantungkan harapan kita kepada manusia namun kekecewaanlah yang kita dapatkan.

Karenanya : Tatalah hatimu... Gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah... Jadikanlah manusia hanya sebagai sebab... Yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepada-Nya.


firanda.com

Ahad, 19 Ogos 2012

Bab : Mendirikan Solat

 Menurut Ibn Abbas, mendirikan solat adalah "menyempurnakan ruku’ dan sujud serta bacaan yang khusyuk", sementara menurut Ibn Qatadah pula, mendirikan solat itu ialah "menjaga waktunya, wudhuknya, rukuk dan sujudnya" dan maksud asal solat itu dalam bahasa arabnya ialah doa. Jadi sewaktu kita solat adalah seolah-olah kita sedang berdoa kepada Allah. Dalam surah Fatihah sendiri terdapat ayat2 yang merupakan doa kita kepada Allah SWT. 

Sumber: Blog Lautan Biru.

Jumaat, 17 Ogos 2012

Menanti Aidil Fitri



Ketahuilah, puasa Ramadhan itu adalah media latihan.
Semacam bengkel jiwa. Semacam medan terapi psikologis.
Menahan haus dan lapar, itu adalah pusat pengekangan untuk sebuah pengendalian.
Pengekangan itu diharapkan sebagai sebuah perjuangan, hingga akhirnya memicu kesadaran baru, bahwa manusia pada hakikatnya tidak berdaya dan sekaligus merdeka.

Kenapa tidak berdaya?  
Karena dengan tidak makan dan minum selama satu hari penuh, terasa betapa lemahnya tubuh. Betapa lemahnya semangat kerja. Betapa rentannya emosi untuk labil. Betapa mudah terpancing untuk merasa cemburu, kenapa orang lain hidup berfoya-foya sedang diri sendiri serba kekurangan. Dari sinilah lahirnya kesadaran baru, bahwa manusia, tidak perlu merasa sombong, karena ternyata manusia itu lemah dalam kondisi tertentu. Dari sinilah terbetik rasa empati sosial pada kaum papa. Dari sinila timbul sikap tidak gegabah dalam bersikap dan menilai orang lain. Ternyata kondisi fisik sangat besar pengaruhnya pada sikap dan cara pandang seseorang. Perasaan orang lapar, ternyata berbeda dengan perasaan orang kenyang

Dengan kata lain, manusia merenung kedalam dirinya.
Membaca Sang Aku dengan cermin puasa.

Jika kesadaran itu benar-benar tumbuh sendiri, bukan karena dihafal dan digembar-gemborkan, tapi mencuat dalam kesadaran, refleks, spontan tebetik dari hati yang paling dalam, maka disaat itulah kemenangan sudah tiba. Ternyata umat Islam yang berpuasa itu sanggup mencampakkan semua sampah dan rumput liar yang bersarang dalam dirinya. Mereka berhasil membekuk ego diri. Berhasil mengendalikan diri agar visi hidup yang lebih bermakna dapat mereka raih.

Secara metaforis, disaat itulah Syawal telah tiba. Itulah fajar kemenangan. Anda sudah sampai di negeri sorga kesadaran. Kampung halaman yang bernama fitrah. Dengan kata lain, itulah lebaran hakiki bagi anda. Bukan tanggal lebaran di kalender dan pengumuman pemerintah.

Erianto Anas

Isnin, 13 Ogos 2012

Bab : Mengambil Upah Dakwah Agma.


Surah Yaassiin
 
Ayat 21

اتَّبِعُوا مَن لاَّ يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُم مُّهْتَدُونَ



Turutlah orang-orang yang tidak meminta kepada kamu sesuatu balasan, sedang mereka adalah orang yang mendapat hidayah petunjuk.

Al-Qur`an Sebagai Peringatan


Surah Yaassiin
 
Ayat 11

إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَن بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ



Sesungguhnya peringatan hanyalah yang engkau berikan kepada orang yang sedia menurut ajaran Al-Qur'an serta ia takut kepada Allah Ar-Rahmaan semasa ia tidak dilihat orang dan semasa ia tidak melihat azab Tuhan. Oleh itu berilah kepadanya berita gembira dengan keampunan dan pahala yang mulia.

Jumaat, 10 Ogos 2012

Bab : Bimbingan


Bimbingan
 Menahan diri dari maksiat adalah lebih baik daripada mendapatkan bantuan selepas itu. 
Ali ibn Abi Talib  

Khamis, 9 Ogos 2012

Bab : Berterima Kasih

“Sesiapa yang tidak tahu berterima kasih kepada manusia, dia tidak tahu berterima kasih kepada Allah” 

(Riwayat Ahmad dan at-Tirmizi, bertaraf sahih).

Selasa, 7 Ogos 2012

Bab : Iktikaf


Tidak ada hadis apalagi quran yang menjelaskan apa yang dilakukan rasulullah ketika ber itikaf, namun banyak ulama dan ahli islam, berpendapat bahwa itikaf harus memperbanyak baca quran, sholat dan dzikir, padahal ini belum tentu dilakukan rasulullah ketika itikaf. Karena tidak ada riwayat yang jelas mengenai hal ini. yang ada hanya tafsir tafsir ulama tentang apa yang sebaiknya dilakukan ketika itikaf.
kalau mau jujur dan menerima apa adanya, makna itikaf adalah diam atau mengurung diri di masjid. Kalau mau jujur dan ‘tidak keminter” maka arti diam tersebut tidak perlu di tafsir-tafsirkan yang mana malah menjauhkan arti ibadah “diam” ini.
saya sendiri masih mencari cari dasar dasar yang jelas tentang apa yang dilakukan rasulullah ketika itikaf. Kalau ada dari pembaca yang ingin menunjukkan kepada saya hadis yang terait dengan apa yang dilakukan rasulullah ketika itikaf ini saya mohon dapat diberitahukan saya melalui kolom komen.
sementara ini yang saya gunakan ketika itikaf hanya diam dan diam , yang bergerak dalam diri saya adalah jiwa yang berserah kepada Allah. jadi tubuh saya diam dan benar benar diam, tidak begerak sedikitpun. Sementara ini juga saya menggunakan geraknya jiwa yang berserah sebagai amal ibadah yang bernama itikaf ini.

Sumber : SOLO THE SPRIT OF ISLAM

Bab: Meninggal Ketika Sujud


Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad bercerita tentang ketaqwaan seorang anak perempuan yang dalam kondisi apapun, dia tetap memilih melaksanakan shalat tepat waktu, meski dia harus menentang kemauan ibunya.
Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad bertutur…
“…Setelah melaksanakan shalat Maghrib pengantin wanita ini berhias, dia menggunakan gaun pengantin putih yang indah, dia betul-betul telah mempersiapkan dirinya untuk pesta pernikahannya. Tiba-tiba dia mendengar azan Isya sudah menggema, dia sadar kalau wudhunya telah batal.
Dia berkata kepada ibunya, “Bu, aku mau berwudhu dan shalat Isya dulu.”
Ibunya sangat terkejut, “Apa kamu sudah gila? Tamu sudah menunggumu untuk melihatmu, bagaimana dengan make-up mu? Semuanya akan terbasuh oleh air.”
Ibunya menambahkan, “Aku ini ibumu, sekarang Ibu katakan jangan shalat sekarang! Demi Allah, jika kamu berwudhu sekarang, Ibu akan marah kepadamu!”
Lalu anaknya menjawab, “Demi Allah, aku tidak akan pergi dari ruangan ini, hingga aku shalat, ibu. Ibu harus tahu bahwa tidak ada kepatuhan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Allah!”
Lalu ibunya menimpali, ” Apa yang akan dikatakan tamu-tamu kita tentang dirimu ketika kamu tampil nanti dalam pesta pernikahanmu tanpa make-up? Kamu pasti tidak lagi terlihat cantik di mata mereka! Mereka akan mengolok-olok dirimu !”
Anak perempuannya itu berkata dengan tersenyum, “Apakah Ibu takut karena aku tidak terlihat cantik di mata makhluk (manusia)? Bagaimana dengan Penciptaku (Allah)? Yang aku takuti adalah jika dengan sebab kehilangan shalat, aku tidak akan tampak cantik di mata Allah.”
Lalu, pengantin ini berwudhu, maka seluruh make-upnya terbasuh tanpa tersisa. Namun, dia tidak merasa bermasalah dengan apa yang dia lakukan.
Kemudian pengantin ini memulai shalatnya. Pada saat dia bersujud dalam shalatnya, ternyata itulah sujudnya yang terakhir.
Pengantin wanita ini telah meninggal dalam sujudnya dan itu adalah akhir yang indah. Wafat dengan keadaan bersujud di hadapan Pencipta-Nya.
Betapa akhir yang luar biasa bagi seorang Muslimah yang teguh untuk mematuhi Tuhannya! Ia telah menjadikan Allah dan ketaatan kepada-Nya sebagai prioritas pertama, tutup Syaikh Abdul Muhsin Al-Ahmad.

Sumber: dakwatuna

Isnin, 6 Ogos 2012

Bab: Hasad


Ibnu Taimiyah: 


“ Tidak ada jiwa yang terbebas dari 
hasad. Namun orang mulia menyembunyikannya, 
sedangkan orang yang tercela menampakkannya. ” 
(Kasyf al Khafa’ I/272)

Ahad, 5 Ogos 2012

Bab : Pahala

PAHALA ATAS KEISLAMAN



٢٤٧-إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلَامُهُ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ كُلَّ حَسَنَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا وَمُحِيَتْ عَنْهُ كُلُّ سَيِّئَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا ثُمَّ كَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرَةِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلَّا أَنْ يَتَجَاوَزَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا

“Jika seseorang telah masuk islam dan melaksanakannya dengan konsekuen, maka Allah akan (memerintahkan kepada malaikat untuk) menulis semua kebaikan yang pernah dilakukannya, dihapuskan semua keburukan yang pernah dilakukannya. Kemudian setelah itu ada qishash, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus. Sedang keburukan dengan balasan yang sama, kecuali jika Allah mengampuninya.” 

Hadits ini ditakhrij oleh An-Nasa’i (2/167-168) melalui Shofwan bin Shaleh, ia berkata: “Al-Wahid telah meriwayatkan kepada kami dari Zaid bin Aslam dari Atha’ bin Yasar dari Abu Sa’id Al-Khudhari, ia berkata: “Rasulullah r bersabda: (Kemudian ia menyebutkan sabda Nabi di atas).”



Sumber : Perisai Islam

Sabtu, 4 Ogos 2012

Bab: Mati Dalam Kekafiran

Ketahuilah wahai muslim , wahai hamba Allah , bahawa orang yang mati dalam keadaan kafir , musyrik , atau murtad , tidaklah sah segala amalan baiknya , seperti shadaqah , silaturahmi , menjaga tetangga dan sebagainya. Kerana syarat sahnya ibadah adalah mengetahui untuk siapa ia beribadah. Sedangkan orang kafir kehilangan syarat ini , maka amalannya pun batal.
Allah s.w.t berfirman:  " .... Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya , lalu dia mati dalam kekafiran , maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya . "( QS. Al-Baqarah: 217 )

Sumber: Pustaka Imam syafie.

Bab: Hari Mahsyar


Surah Al Mutaffiffin
 
Ayat 6

يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ




Hari berdiri manusia untuk mengadap Tuhan sekalian alam?

Jumaat, 3 Ogos 2012

Bab : Dosa


Surah Al An'aam
 
Ayat 6

أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنشَأْنَا



Tidakkah mereka memerhatikan berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (umat itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi (dengan kekuasaan dan kemewahan) yang tidak Kami berikan kepada kamu, dan Kami turunkan hujan atas mereka dengan lebatnya, dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka dengan sebab dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka, umat yang lain.

Rabu, 1 Ogos 2012

Bab: Rasuah

 “Apakah kamu akan memberikan harta kepa­daku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu. (QS. an-Naml [27]:36)