Ahad, 30 September 2012

Bab : Tipudaya Iblis


Surah Al A'raaf
 
Ayat 17

ثُمَّ لاَءتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ ايْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ ايْمَنِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ اكْثَرَهُمْ شَكِرِينَ



Kemudian aku datangi mereka dari hadapan mereka serta dari belakang mereka, dan dari kanan mereka serta dari kiri mereka; dan Engkau tidak akan dapati kebanyakan mereka bersyukur.

Khamis, 27 September 2012

Bab : 7 Perkara Pelik


1.Aku heran melihat orang yang sudah tau bahawa dia akan mati tapi masih tetap tertawa dan tidak sedar

2.Aku heran melihat orang yang sudah tahu bahawa dunia akan binasa tetapi masih tetap mencintainya

3.Aku heran melihat orang yang sudah tahu bahawa semua perkara terjadi menurut takdir, tetapi masih bersedih kerana kehilangan sesuatu

4.Aku heran melihat orang yang sudah tahu bahawa di akhirat ada perhitungan, tetapi masih sibuk mengumpulkan harta

5.Aku heran melihat orang yang sudah kenal neraka, tetapi masih melakukan dosa

6 Aku heran melihat orang yang sudah mengenal Allah dengan yakin, tetapi masih mengingat selainNya

7.Aku heran melihat orang yang sudah mengenal syaitan sebagai musuhnya, tetapi masih mahu mematuhinya

(Ustman Ibn Affan)

Sumber : ISU HANGAT

Bab : Solat


Lima Tingkatan Manusia Dalam Shalat

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mengatakan bahwa lima tingkatan manusia di dalam shalat:
1. Tingkatan orang yang zhalim kepada dirinya dan teledor. yaitu, orang yang kurang sempurna dalam wudhunya, waktu shalatnya, batas-batasnya dan rukun-rukunnya.
2. Orang yang bisa menjaga waktu-waktunya, batas-batasnya, rukun-rukunnya yang sifatnya lahiriyah, dan juga wudhunya, tetapi tidak berupaya keras untuk menghilangkan bisikan jahat dari dalam dirinya. Maka dia pun terbang bersama bisikan jahat dan pikirannya.
3. Orang yang bisa menjaga batas-batasnya dan rukun-rukunnya. Ia berupaya keras untuk mengusir bisikan jahat dan pikiran lain dari dalam dirinya, sehingga dia terus-menerus sibuk berjuang melawan musuhnya agar jangan sampai berhasil mencuri shalatnya. Maka, dia sedang berada di dalam shalat, sekaligus jihad.
4. Orang yang melaksanakan shalat dengan menyempurnakan hak-haknya, rukun-rukunnya, dan batas-batasnya. Hatinya larut dalam upaya memelihara batas-batas dan hak-haknya, agar dia tidak menyia-nyiakan sedikitpun darinya. Bahkan seluruh perhatiannya tercurah untuk melaksanakannya sebagaimana mestinya, dengan cara yang sesempurna dan selengkap mungkin. Jadi, hatinya dirasuki oleh urusan shalat dan penyembahan kepada Tuhan di dalamnya.
5. Orang yang melaksanakan shalat dengan sempurna. Dia mengambil hatinya dan meletakkannya di hadapan Tuhan. Dia memandang dan memperhatikanNya dengan hatinya yang dipenuhi rasa cinta dan hormat kepadaNya. Dia melihatNya dan menyaksikanNya secara langsung. Bisikan dan pikiran jahat tersebut telah melemah. Hijab antara dia dengan Tuhannya telah diangkat. Jarak antara shalat semacam ini dengan shalat yang lainnya lebih tinggi dan lebih besar daripada jarak antara langit dan bumi. Di dalam shalatnya, dia sibuk dengan Tuhannya. Dia merasa tenteram lewat shalat.
Kelompok pertama akan disiksa. Kelompok kedua akan diperhitungkan amalnya. Kelompok ketiga akan dihapus dosanya. Kelompok keempat akan diberi balasan pahala. Dan kelompok kelima akan mendapat tempat yang dekat dengan Tuhannya, kerana dia menjadi bagian dari orang yang ketenteraman hatinya ada di dalam shalat. Barangsiapa yang tenteram hatinya dengan shalat di dunia, maka hatinya akan tenteram dengan kedekatannya kepada Tuhan di akhirat dan akan tenteram pula hatinya di dunia. Barangsiapa yang hatinya merasa tenteram dengan Allah ta’ala ,maka semua orang akan merasa tenteram dengannya. Dan barangsiapa yang hatinya tidak bisa merasa tenteram dengan Allah ta’ala , maka jiwanya akan terpotong-potong kerana penyesalan terhadap dunia. (Al-Wabil Ath-Thayyib, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, hal 25-29)
Sumber: Buku “Air Mata Penjara Wanita”, hal.124-126, Penerbit Elba

Bab : Tiada Upah Mendakwahkan Qur`an

Surah Al An'aam
 

Ayat 90

أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمْ اقْتَدِهِ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْعَالَمِين


Mereka itulah, orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka turutilah petunjuk mereka; katakanlah: Aku tidak minta upah kepadamu atasnya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi penduduk alam seluruhnya.

Rabu, 26 September 2012

Bab : Taqwa


Dalam ayat yang lain :

“Dan jika ada penduduk sebuah kampung itu beriman dan bertaqwa, maka akan Allah bukakan berkat dari pintu langit dan bumi”
[Q.S. Al-A'raf : 96]

Bab : Tauhid

Surah Al An'aam
 
Ayat 71

قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ إِنَّ هُد


Katakanlah: Patutkah kita menyeru selain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat kepada kita dan tidak mendatangkan mudarat kepada kita; dan (patutkah) kita dikembalikan ke belakang setelah kita diberi petunjuk oleh Allah, seperti orang yang disesatkan oleh Syaitan-syaitan di bumi dalam kebingungan, dia mempunyai sahabat yang mengajaknya ke jalan yang lurus (dengan berkata): Marilah ikuti kami. Katakanlah: Sesungguhnya petunjuk Allah itulah sebenar-benar petunjuk, dan kita diperintahkan supaya berserah diri kepada Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.

Selasa, 25 September 2012

Bab : Menyeru Orang Yang Tidak Mendengar


Surah Al An'aam
 
Ayat 36

إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمْ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ



Hanyasanya orang yang menyahut seruanmu itu ialah mereka yang mendengar; sedang orang yang mati Allah bangkitkan mereka semula, kemudian mereka dikembalikan kepada-Nya untuk menerima balasan.

Isnin, 24 September 2012

Bab : Dalil Solat Istisqo


Dalil Shalat Istisqo
Allah SWT berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10-12)
Hadits Rasulullah SAW:
َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ )  رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau shalat dua rakaat seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
عن أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ  ( البخاري )
Dari Anas bin Malik RA menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah SAW berkhutbah. Dia menemui rasul SAW sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah SAW telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas: Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangan ke langit dan berdoa: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas RA Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya di antara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas RA, “Maka muncullah di belakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan. Anas RA berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul SAW sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah SAW harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdoalah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah SAW mengangkat tangan dan  berdoa Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan  adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR. Bukhari)
Macam-Macam Istisqo
Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:
  1. Istisqo yang paling ringan, yaitu doa tanpa shalat dan tidak juga setelah shalat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jamaah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
  2. Istisqo pertengahan, yaitu doa setelah shalat Jum’at atau shalat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
  3. Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului shalat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.
Waktu Istisqo
Jika hanya doa, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika doa dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Zhuhur sebagaimana shalat Id.
Tempat Shalat Istisqo
Shalat Istisqo  dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid
Adab sebelum shalat Istisqo
  1. Memperbanyak  istighfar dan taubat di hari-hari sebelumnya
  2. Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
  3. Didahului dengan berpuasa tiga hari
  4. Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
  5. Memperbanyak sedekah.
  6. Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
  7. Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo
  1. Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
  2. Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
  3. Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
  4. Berdoa menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
  5. Dianjurkan doa Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
  6. Bertawasul dengan amal shalih
  7. Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
  8. Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
  9. Dianjurkan membawa binatang ternak.
Doa Istisqo :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً  سَحّاً عامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ والبِلادِ والبهائم  والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا إليك.  اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهم اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا إجابتك، وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة ما قارفنا،  وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan   yang menyuburkan, menyejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas ke bawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbuhkanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdoa, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdoa sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.
Doa Ketika Hujan Telah Turun
اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
Ya Allah jadikan hujan yang menyejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jamaah mengucapkan:” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/09/23084/shalat-istisqo-definisi-hukum-dalil-adab-tata-cara-dan-doanya/#ixzz27M9oKluu

Khamis, 20 September 2012

Bab : Solat Istisqa


Gubernur Jabar Pimpin Shalat Istisqa, Lalu Hujanpun Turun

19/9/2012 | 02 Dhul-Qadah 1433 H | Hits: 1.189
Oleh: Tim dakwatuna.com
Kirim Print
Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, memimpin pelaksanaan shalat istisqa bersama anak buahnya sebagai makmum di halaman Gedung Sate Bandung, Selasa (18/9) siang. (Facebook)
dakwatuna.com – Bandung. Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, memimpin pelaksanaan shalat istisqa bersama anak buahnya sebagai makmum di halaman Gedung Sate Bandung, Selasa (18/9) siang.
Kegiatan yang berlangsung selepas Shalat Dzuhur tersebut dilakukan dalam rangka ikhtiar memutus kekeringan di wilayah tersebut. Terlebih, Oktober mendatang, Jabar mencanangkan masa tanam serentak.
Tanpa air, Heryawan menyatakan, pelaksanaan masa tanam itu terancam gagal. Dalam kaitan itu, pihaknya berharap komponen masyarakat bisa menggalakan shalat istisqa di lingkungannya.
Dia menyatakan bahwa selain upaya lahiriah termasuk dengan metode hujan buatan dan langkah penangan lainnya, ikhtiar lahiriah tak bisa dikesampingkan. “Masyarakat, pondok pesantren, majelis ulama, atau ormas islam bisa mengomando. Demikian pula bupati dan wali kota bisa mengomando. Sehingga tidak satu tempat, tapi di banyak tempat. Kita minta langsung kepadaAllah agar hujan diturunkan,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dimilikinya, luas lahan yang mengalami kekeringan di wilayah Jabar mencapai 30 ribu hektare. Dua tahun sebelumnya, kekeringan tak terjadi.
Usai melaksanakan shalat istisqa dua rakaat, Heryawan kemudian naik mimbar memberikan khotbah. Bersama kepala dinas dan PNS di lingkungan Gedung Sate, dia kemudian memanjatkan doa terutama permintaan hujan diturunkan.
Selang 2 jam kemudian, hujan deras mengguyur sebagian wilayah Kota Bandung. Hujan cukup lebat turun sekitar 15.30 WIB membasahi wilayah Ujungberung dan sepanjang Jalan Soekarno Hatta (By Pass), sebagaimana yang dilaporka Inilah. Tidak hanya itu, awan hitam pun menggelayut di langit Kota Bandung. Sawah kering di sepanjang Jalan Soekarno Hatta juga mulai tergenangi air.
“Alhamdulillah hujan turun juga, tadi memang suasana cukup panas tapi setelah turunnya hujan ini akhirnya lega juga,” kata salah seorang warga Jatnika saat ditemui di Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung, Selasa kemarin [18/9/2012]. (Setiady Dwi/CN31/JBSM/inilah/SMCN)

Keyword: 


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/09/23014/gubernur-jabar-pimpin-shalat-istisqa-lalu-hujanpun-turun/#ixzz26zb71yJ4

Rabu, 19 September 2012

Bab : Kelendar Masihi / Hijrah

Islam tidak menolak salah satu perkiraan tarikh berkenaan dalam kehidupan manusia. Perkiraan tarikh as-Syamsi adalah untuk menentukan musim atau aktiviti manusia. Daripada tarikh inilah manusia mengenal peredaran musim panas, sejuk, menyemai atau menuai. 

Sementara tarikh al-Qamari pula menentukan masa ibadat. Peredaran yang tidak sama antara tarikh as-Syamsi dan al-Qamari menyebabkan umat Islam dapat merasai musim berbeza setiap kali menunaikan ibadat tertentu. 

Bab : Bacaan Penghalau JIN




  Sumber : Mencari Kebahagian Hidup.

Selasa, 11 September 2012

Bab : Mencapai Kejayaan.

Surah Ali 'Imran
 
Ayat 200

يَايُّهَا الَّذِينَ ءامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ


Hai orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran kamu, dan bersedialah serta bertakwalah kepada Allah, supaya kamu berjaya.

Ahad, 9 September 2012

Bab : Bersegera Dalam Keampunan Tuhan

Surah Ali 'Imran
 
Ayat 133

وَسَارِعُوا اِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَتُ وَالْارْضُ اعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ


Dan segeralah kamu kepada keampunan dari Tuhan kamu, dan Syurga yang luasnya seluas segala langit dan bumi, yang disediakan bagi orang yang bertakwa;


Surah Ali 'Imran
 
Ayat 134

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنْ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ


Iaitu orang yang mendermakan hartanya pada masa senang dan susah, orang yang menahan kemarahannya, dan orang yang memaafkan kesalahan orang. Dan (ingatlah), Allah mengasihi orang-orang yang berbuat perkara-perkara yang baik.

Rabu, 5 September 2012

Bab : Jangan Rosakkan Amalan Sedekah

Surah Al Baqarah
 

Ayat 264

يَايُّهَا الَّذِينَ ءامَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْاءخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَ




Wahai orang-orang yang beriman! Jangan rosakkan (pahala amal) sedekah kamu dengan menyebut-nyebut dan menyakiti perasaan si penerima seperti orang yang membelanjakan hartanya kerana riak kepada manusia, dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. Maka bandingan orang itu ialah batu licin yang ada tanah di atasnya, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin. Mereka tidak mendapat sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.

Selasa, 4 September 2012

Pintu masuk bagi syaitan ke dalam Hati.

Pintu masuk bagi syaitan ke dalam Hati anak Adam itu ada Tiga. 
Syaitan tidak akan masuk padamu melainkan dengan 3 pintu ini.
Sekiranya ketiga-tiga pintu ini ditutup,maka tiadalah bagi syaitan pintu untuk masuk padamu.

1. Pintu Syahwat (Nafsu). 

Ubat dan cara mengatasinya adalah dengan mentarbiyah/mendidik nafsu.
Mendidik nafsu itu caranya adalah dengan mengingkari dan menyanggah kehendaknya.

2. Pintu Kelalaian (Ghaflah).
Ubat dan cara mengatasinya adalah dengan Berzikir.
Barangsiapa yang Berzikir mengingati Allah dia akan sentiasa berada dalam benteng yang kukuh.

3. Pintu Kejahilan.
Ubat dan cara mengatasinya adalah dengan Ilmu.



Sumber : Share Motivasi.