Isnin, 29 Oktober 2012

Bab : Dayus

Riwayat Tabrani, dari Ammar Yasir berkata:
“Dia mendengar dari Rasulullah bersabda: Tiga golongan yang tidak memasuki syurga sampai bila-bila iaitu si dayus, si wanita yang menyerupai lelaki dan orang yang ketagih arak.”

Lalu sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah faham erti orang yang ketagih arak, tetapi apakah itu dayus?”

Lalu Rasulullah bersabda lagi: “Iaitu orang yang tidak mempedulikan siapa yang masuk bertemu dengan ahlinya (isteri dan anak-anaknya).”

Sumber : Mencari Kebahgian Hidup.

Rabu, 24 Oktober 2012

Bab : Sentiasa Memperbaiki Sesama Sendiri

Surah Hud 

 
Ayat 117

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ


Dan Tuhanmu tidak sekali-kali hendak membinasakan mana-mana negeri dengan sebab kezaliman penduduknya, selagi mereka sentiasa memperbaiki keadaan sesama sendiri.

Selasa, 23 Oktober 2012

Bab : Zakat Hanya Untuk Pemerintah

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaat - dengan sanad jayyid – dari Zaid bin Aslam bahwasannya Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa saat zaman fitnah tidak mendatangi seorang amir melainkan ia shalat di belakangnya, dan mengeluarkan zakat hartanya kepadanya.

Bab : Liberalisme , Pluralisme dan Sekulersme.

Liberalisme adalah ideologi di mana parameter kebenarannya menggunakan akal dan berlepas dari agama. 

Pluralisme adalah paham yang menyatakan kebenaran ada pada setiap agama.

 Sedangkan sekulerisme adalah paham yang memisahkan antara agama dengan kehidupan sehari-hari.

Isnin, 22 Oktober 2012

Bab : Pedoman Hidup

“Al-Quran adalah cahaya yang menerangi hati, menyinari hidup dan mati, dan memudahkan jalan ke syurga.” - Saidina Ali bin Abi Talib

Sabtu, 20 Oktober 2012

Bab : Memperoleh Kesenangan Hidup

Surah Hud

 
Ayat 3

وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ


Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan kamu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya; supaya Ia memberi kamu kesenangan hidup yang baik hingga ke suatu masa yang tertentu, dan Ia akan memberi kepada setiap orang yang ada kelebihan akan kelebihannya itu; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya aku bimbang kamu akan beroleh azab hari Kiamat yang besar.

Ahad, 14 Oktober 2012

Bab : Larangan Mengambil Orang Kafir Sebagai Wali






لَا يَتَّخِذْ الْمُؤْمِنُونَ الْكَفِرِينَ اوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنْ اللَّهِ فِي شَيْءٍ اِلَّا انْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَةً وَيُحَذِّرُكُمْ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ


"Janganlah orang-orang Mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali
dengan meninggalkan orang-orang Mukmin. Barangsiapa berbuat demikian niscaya
lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali kerana (siasat) memelihara diri dari
sesuatu yang ditakuti dari mereka." (QS. AM Imran: 28)

Selasa, 9 Oktober 2012

Bab : Perilaku Manusia


Surah Al 'Aadiyaa

 
Ayat 6

إِنَّ الْإِنسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ


Sesungguhnya manusia sangat tidak bersyukur akan nikmat Tuhannya.



 
Ayat 7

وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ


Dan sesungguhnya ia (dengan bawaannya) menerangkan dengan jelas keadaan yang demikian.



 
Ayat 8

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ




Dan sesungguhnya ia melampau sangat sayangkan harta (secara tamak haloba).



 
Ayat 9

أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ




(Patutkah ia bersikap demikian)? Tidakkah ia mengetahui (bagaimana keadaan) ketika dibongkarkan segala yang ada dalam kubur?



 
Ayat 10

وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ


Dan dikumpul serta didedahkan segala yang terpendam dalam dada?



 
Ayat 11

إِنَّ رَبَّهُم بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِيرٌ


Sesungguhnya Tuhan mereka, Maha Mengetahui dengan mendalam tentang (balasan yang diberikan-Nya kepada) mereka pada hari itu.

Isnin, 8 Oktober 2012

Bab : Musyrik


Az-Zujaaj rahimahullah berkata :
في قوله تعالى: وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ دليل على أن كل من أحل شيئًا مما حرم الله تعالى، أو حرم شيئًا مما أحل الله تعالى فهو مشرك، وإنما سمي مشركًا؛ لأنه أثبت حاكمًا سوى الله تعالى، وهذا هو الشرك
“Dalam firman-Nya ta’ala : ‘dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik’ (QS. Al-An’aam : 121) merupakan dalil bahwa setiap orang yang menghalalkan sesuatu yang diharamkan Allah ta’ala atau mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah ta’ala, maka ia musyrik. Ia dinamakan musyrik karena ia telah menetapkan hakim selain Allah ta’ala (dalam perkara halal dan haram- Abul-Jauzaa’), dan ini merupakan kesyirikan”
[selesai – dinukil Abul-Jauzaa’ dari kitab Al-Hukmu bi-Ghairi Maa Anzalallaah oleh Dr. Khaalid Al-‘Anbariy[3] yang dipublikasikan oleh Islamancient[4] - 20092012].
Baca juga artikel : Syubhat QS. At-Taubah Ayat 31.

Khamis, 4 Oktober 2012

Bab : Negara Israil


Surah Al A'raaf

Ayat 137



7:137

  Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu di daerah timur bumi dan di daerah baratnya, yang Kami telah melimpahkan berkat kepadanya.  Dan telah sempurnalah Kalimah Allah yang baik kepada kaum Bani Israil kerana kesabaran mereka, dan Kami telah hancurkan apa yang telah dibuat oleh Fir'aun dan kaumnya dan apa yang mereka telah dirikan (dari bangunan-bangunan yang tinggi).


Rabu, 3 Oktober 2012

Bab : Tafsir Ayat Kemenangan


dakwatuna.com - Interaksi dengan Al-Quran bukan hanya melalui membaca dan mengkhatamkannya saja. Interaksi sebenarnya baru akan terwujud ketika seorang muslim merasa dibimbing Al-Quran dalam setiap interaksinya, termasuk pengalaman dan perjalanan hidup. Pola interaksi dengan Al-Quran itulah yang harus ditingkatkan agar Al-Quran benar-benar memberikan bimbingan dan petunjuk.
Salah satu kandungan Al-Quran adalah sejarah yang berisi fakta-fakta, kemudian ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta-fakta itu, tetapi bagaimana mengambil pelajaran dari fakta-fakta sejarah tersebut.
Di antara kisah Al-Quran yang erat kaitannya dengan kehidupan bernegara adalah kisah Nabi Yusuf AS, Nabi Sulaiman AS, dan Nabi Musa AS.
Nabi Musa memberikan pelajaran bagaimana memposisikan diri sebagai oposisi. Nabi Yusuf memberikan pelajaran bagaimana “musyarakah” sehingga kisahnya yang berawal di penjara dapat berujung di istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman AS, yang bercerita tentang bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara. Ketiga cerita tersebut meskipun berbeda, tetapi mempunyai beberapa persamaan. Persamaan tersebut adalah:
1. Konflik
Baik ketika beroposisi, bermusyarakah, maupun menguasai negara, konflik itu selalu ada. Bahkan cikal bakal konflik antara Nabi Musa AS. dan Firaun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Firaun melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan menyingkirkan kekuasaannya. Konflik adalah salah satu bentuk cobaan Allah kepada manusia. Manusia yang paling keras cobaannya adalah para nabi dan orang-orang yang paling “mirip” dengan para nabi itu, yaitu orang-orang shalih.
Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf dan Benyamin (satu ibu-satu bapak) dengan saudara-saudaranya yang juga anak-anak keturunan Nabi (keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau negara. Sayyid Quthb berkata, “Kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik, yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada.” Khusus cerita Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan aka kadar keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama dan utama adalah salamatush-shadr.
2. Konspirasi
Hal yang patut dicatat adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan konspirasi kepada para nabi itu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan kepada taqdir, agar yakin bahwa Allahlah yang mengendalikan semuanya. Dialah sebaik-baik pemberi tipu daya. Kita lihat bagaimana kisah Nabi Musa AS yang diselamatkan Allah dengan mengantarkan beliau ke istana Firaun melalui Sungai Nil kemudian ditemukan oleh istri Firaun. Siapakah yang mengendalikan pikiran istri Firaun sehingga Musa diselamatkan dan diizinkan menikmati hidup di istana? Bukankah sebelumnya Firaun ingin agar setiap bayi laki-laki dibunuh? Mengapa dia justru setuju untuk membesarkan Musa di istananya? Allah telah mengubah persepsi Firaun dan istrinya sehingga menyelisihi niatnya sendiri.
Ingat pertempuran Firaun dan Nabi Musa AS, ketika Nabi Musa AS terjepit, ia justru lari ke laut. Logika perang modern di mana-mana kalau terjepit larinya ke gunung atau hutan, bukan ke laut. Maka tatkala Firaun mengetahui hal itu, ia dan pasukannya bersorak karena sangat mudah menghancurkan Musa dan pengikutnya. Tapi Allah punya rencana, dan Nabi Musa diperintahkan untuk memukulkan tongkatnya ke laut dan terbelahlah lautan. Firaun pun tak sempat berpikir panjang, mengejar ke tengah lautan yang terbuka, dan ia pun binasa ditelan laut.
Demikian pula, siapakah yang mengendalikan pikiran saudara Yusuf AS sehingga mereka hanya menceburkan Yusuf a.s.ke dalam sumur, dan bukan membunuhnya? Ingat, sebab utama konflik antara Nabi Yusuf AS dan saudara-saudaranya adalah KECEMBURUAN, yang berakhir pada konspirasi untuk membunuh Yusuf AS. Jika kita punya kesadaran tentang kekuasaan Allah, tidak boleh ada ancaman yang membuat kita berhenti bergerak dan berjuang. Maka, jangan pernah memandang musuh kita, besar dan kuat. Allahlah yang memberikan kita kekuatan dan persepsi itu.
3. Jarak
Yang dimaksud di sini adalah jarak antara mimpi dan realisasi atas mimpi itu. Sikap optimisme bahwa mimpi itu pasti terwujud. Harus punya nafas perjuangan yang panjang agar mimpi kita terwujud. Berapa lama jarak antara mimpi Nabi Yusuf dan realisasi kekuasaan beliau? Salah satu riwayat menjelaskan, jarak itu adalah 40 tahun. Kesabaran Yusuf itulah yang menjadikannya dimenangkan Allah Taala.
Kesabaran adalah faktor yang sangat penting dalam suatu perjuangan. Kisah Nabi Yusuf AS antara dibuang saudara-saudaranya dengan realitas mimpi ayahnya nabi Yaqub, bahwa saudara-saudara akan menyembah/sujud kepada nabi Yusuf adalah sekitar 40 tahun. Riwayat lain menyebutkan 80 tahun. Jatuh bangun dalam perjuangan kebenaran adalah biasa dalam pendakian menuju kemenangan. Yang pasti, kita harus terus naik, meskipun dalam perjalanan naik itu kadangkala butuh istirahat. Jadi miliki nafas yang panjang dalam perjuangan, jangan patah arang.
Siapa yang akan menang, adalah mereka yang berumur lebih panjang: stamina tetap, teknik semakin baik. Pemimpin Bosnia kala tahun 1994 diwawancarai oleh Fox News ditanya tentang masa depan Bosnia, beliau mengatakan, “Yang memenangi peperangan ini bukanlah yang membunuh lebih banyak jiwa, tetapi siapa yang bisa hidup lebih lama.” Fakta sejarah menunjukkan bahwa pada akhirnya Serbia pergi dan Bosnia berdiri merdeka.
Yakinlah kapan pun itu kita akan tetap menang pada akhirnya. Mana lebih lama umur negara atau agama? Imperium Romawi-Yunani sekarang mana? Tapi agama yang dulu pernah mereka kalahkan sampai hari ini masih tetap ada. Maka karena hakikat perjuangan adalah perjuangan agama, maka perjuangan ini akan selalu menang! Politisi menciptakan voters, tapi agama menciptakan followers. Kuat mana voters dan followers?
4. Mindset
Baik Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS, maupun Nabi Sulaiman AS, ketiganya punya mindset sebagai PEMENANG, bukan sebagai pengabdi. Doa Nabi Sulaiman AS yang sangat dahsyat, rabbii hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba’dii. Nabi Sulaiman AS minta negara dan ia minta negara itu tidak diberikan kepada selainnya. Nabi Sulaiman AS bukan hanya minta negara, tapi negara yang tak diberikan Allah kepada setelahnya. Karena itu, berdoalah seperti doa Nabi Sulaiman AS. Karena doanya, menurut riwayat istri Nabi Sulaiman AS berjumlah 99 orang, bahkan istri Nabi Daud AS sebanyak 1000 orang. Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan kekuasaan yang dengannya kita memperbaiki umat dan bangsa ini. Bahkan lebih daripada itu, kita akan tunjukkan peran kita di muka bumi ini. Wallahu a’lam. (dkt-usb)



Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/10/23282/tafsir-ayat-kemenangan/#ixzz28EvNpdo7

Selasa, 2 Oktober 2012

Bab : Sikap Manusia

Sabda Rasulullah S.A.W. : "Orang yang cerdik ialah orang yang selalu memperhitungkan dirinya dan ia suka beramal untuk bekalan sesudah mati, sedangkan orang yang Ahmaq (bodoh)ialah orang yang selalu mengikut hawa nafsunya dan hanya banyak berangan-angan kepada Allah S.W.T. (berangan untuk mendapatkan kebaikan diakhirat dan pengampunan tetapi ia tidak mahu beramal atau bertaubat).”

 - Riwayat At Tirmizi.

Bab : Dailog Akhirat

Surah Al A'raaf
 
Ayat 44

وَنَادَى اصْحَبُ الْجَنَّةِ اصْحَبَ النَّارِ انْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَاذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ انْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّلِمِينَ


Dan berserulah ahli syurga kepada ahli neraka: Sesungguhnya kami dapati apa yang telah dijanjikan kepada kami oleh Tuhan kami, semuanya betul. Maka adakah kamu juga telah dapati apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kamu itu semuanya betul? Mereka menjawab: Benar ada. Kemudian berserulah penyeru (malaikat) di antara mereka (kedua-dua puak itu) menyatakan: Bahawa laknat Allah tertimpa ke atas orang yang zalim.


Surah