Jumaat, 20 Jun 2014

Memerangi Hawa Nafsu

Sungguh hamba itu telah dikaruniai akal dan hawa nafsu. Akal itu sebagai hakim terhadap hawa nafsu karena hawa nafsu kecondongannya hanya kepada yang tercela. Menuruti hawa nafsu tidaklah tercela kecuali ketika menyelisihi akal dan syar’i. Apabila hawa nafsu menyelishi akal maka akal akan menghamba pada hawa nafsu dan menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya.  Alloh berfirman :
(أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? “
(Al Jatsiyah: 23)
Dan tidak hanya seorang dari ulama salaf yang telah berkata:
“Tidak ada sesembahan yang lebih jelek dibawah kolong langit selain hawa nafsu (yang diikuti).”
Telah berkata Al Hasan bin ‘Ali al Mathwa’i:
“Berhala setiap manusia itu adalah hawa nafsunya apabila manusia mampu menghancurkannya dengan menyelisihinya maka dia berhak menyandang nama pemuda “
Dan telah berkata Bisyr Al Hafi:
“Bencana itu semuanya pada hawa nafsu yang diikuti dan kebaikan itu semuanya dengan menyelisihi hawa nafsu”
Allah berfirman:
(فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ)
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al Qoshosh: 50)
Rosululloh ‘Alaihisholatu Wassalam bersabda :
ثلاث مهلكات هوى متبع و شح مطاع و اعجاب المرئ بنفسه (اخرجه البزار و ابو نعيم حسنه الالباني)
“Tiga hal yang bisa membinasakan, yaitu hawa yang diikuti, kikir yang ditaati, dan pemenuhan hamba terhadap nafsunya”
Telah berkata ibnul Jauzi dalam Dzammul Hawa halaman 16:
“Ketahuilah sesungguhnya hawa nafsu itu menjadikan orangnya dalam banyak perkara, dia mengeluarkan dari daerah akal kepada daerah junun (kegilaan). Terkadang hawa nafsu menimpa orang berilmu sehingga mengeluarkan orangnya dari apa yang diperintah ilmunya dan terkadang menimpa orang zuhud sehingga menjadikan ia riya.”
Alloh menciptakan malaikat beserta akal tanpa syahwat. Alloh menciptakan hewan beserta syahwat tanpa akal dan Alloh menciptakan manusia beserta akal dan syahwat. Barangsiapa yang akalnya mampu mengalahkan syahwatnya maka dia lebih baik dari malaikat dan barangsiapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya maka dia lebih jelek dari hewan” (Miftah Darussa’adah: I/352).
Barangsiapa yang menginginkan jannah maka perangilah hawa nafsunya. Alloh berfirman:
(وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوی
(فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ) 
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). “
An Naazi’at : 40
Apabila para nabi yang maksum diperingatkan dari bahaya hawa nafsu tentu pengikutnya sangat lebih berhak untuk diperingatkan dari bahaya mengikuti hawa nafsu. Maka janganlah kalian merasa aman dari bahaya seruan nafsumu.
::: Diterjemahkan secara bebas dari kitab Al Mu’min Adh Dho’if Syaikh Muhammad bin Abdillah Al Imam hal. 29-30. Oleh Abu Umamah Abdurrohim Al Malanji dalam perjalanan Aden-Turki tanggal 14 Rojab 1435 H/13 Mei 2014 M.
Editor: Abu Dawud al Pasimiy
Sumber : WA SLN

Tiada ulasan:

Catat Ulasan